![]() |
Jika Allah SWT sudah berkehendak- walau beda negara, belum pernah bertemu, hanya memiliki asa yang sama untuk tadabbur Quran melalui ayat kauniyah, kami dipertemukan dalam satu perjuangan. |
"Allah SWT menyatukan asa kami..!" Kalimat ini, sungguh sangat membekas dilubuk hati yang terdalam bagi saya. Bagaimana tidak, tidak pernah kenal, tidak pernah bertemu, berbeda negara nun jauh disana...tapi kami memiliki asa yang sama.
Akhirnya niat kuat saya untuk menulis "Rahasia Tumbuhan Obat dalam Al-Qur’an: Kolaborasi Ilmuwan Muslim Indonesia & India" dapat kami wujudkan bersama.
Sekitar pertengahan Tahun 2018- saya mencari kontak DR. Mohammed Iqtedar Husain Farooqi (ilmuwan Muslim terkemuka) di India- karena banyak menulis tentang Plants of The Quran, Animals Mentioned in The Holy Quran, Prophetic Medicine A Message Par Excellence.
Alhamdulillah menemukan email beliau, dan kemudian saya kontak untuk mendapatkan nomor HP beliau.
Saya sampaikan, ingin sekali bertemu dan ingin berkolaborasi menulis eBook- Tumbuhan Obat dalam Al-Qur’an.
Karena saya berlatar belakang Farmasi, maka saya sampaikan saya akan lebih menekankan ada kajian Farmakognosi dan Sains Islam dalam eBook tersebut.
Bulan berlalu, dan kabar baik datang. "Saya ke India bulan Agustus 2019...!"
- Link eBook Viral Tumbuhan Obat dalam Al Quran: Klik Disini
- Link Observasi Coach Karyanto di 15 Negara: Klik Disini
Belajar Ayurveda, Fisioterapi dan Budaya India
Hari itu Rabu, 28 Agustus 2019, saya bersama dengan Tim Universitas Binawan Jakarta berangkat ke India selama 12 hari untuk mengikuti "Internship & Student Exchange Program di SGT University dan Janadran University- India."
Pada Selasa sore, 27 Agustus 2019, Tim Universitas Binawan melakukan koordinasi terakhir di Kampus Universitas Binawan, Jakarta Selatan sebelum berangkat ke India.
Program Magang (Internship) dan Student Exchange (Pertukaran Mahasiswa) Universitas Binawan (Indonesia) dengan SGT University (India) dan Janadran University (India) akan berlangsung selama 12 hari (29 Agustus 2019 hingga 9 September 2019).
Dekan Prodi Fisioterapi, Universitas Binawan, Drs. Imam Waluyo, MBA., memimpin program ini selama di India, didampingi Dosen Fakultas Fisioterapi Universitas Binawan, dr. D. Ratna S. Handayani, MKK, M.Si. Herbal, Staf Pengajar, dan Mahasiswa. Ikut serta dalam kegiatan ini, Founder Jamu Digital, Karyanto.
Program ini bertujuan, antara lain untuk mengkaji konsep Integrasi Pengobatan Tradisional dengan pelayanan Kesehatan- termasuk Herbal Medicine, oleh Fakultas Fisioterapi Universitas Binawan, Jakarta dengan mengadakan Internship & Student Exchange Program di Shree Guru Gobind Singh Tricentenary (SGT) University- yang melibatkan Faculty of Physiotherapy dan Integrasi dengan Ayuverda dari Faculty of Medical System, SGT University di India. Serta integrasi pelayanan kesehatan, Fisioterapi dengan Homeopathy dari Faculty of Medicine, Janadran University.
Kampus SGT University berada di Budhera, Gurugram-Badli Road, Gurugram, India dan Janadran University berada di Udaipur India. Ke depan, Program ini akan dilaksanakan secara reguler untuk meningkatkan mutu lulusan Universitas Binawan.
Ini program pertama pertukaran mahasiswa Fakultas Fisioterapi Universitas Binawan dengan SGT University di India. Kita akan mendapat kesempatan memahami konsep Integrasi Pengobatan Tradisional di India dengan herbal yang selama ini dikenal sebagai Ayuverda- yang sudah sangat terkenal di dunia.
Sedangkan saat berada di Janadran University di Udaipur- India, Tim Universitas Binawan akan belajar bagaimana pendidikan Fisioterapi dengan spesialisasinya, yang sudah memiliki hingga level Master Fisioterapi dan integrasi pelayanan kesehatan, termasuk Fisioterapi dengan Homeopathic dari Faculty of Medicine, Janadran University.
Budaya Komsumsi Rempah di Seluruh Negeri
Peninggalan budaya nenek moyang bangsa Indonesia mengkonsumsi rempah-rempah, baik dalam bentuk Jamu atau makanan olahan yang menyertakan rempah-rempah sebagai bumbu, terbukti menyehatkan Jiwa dan Raga.
Di Negara India- makanan olahannya banyak menyertakan rempah-rempahan saat diramu menjadi aneka ragam menu makanan, yang sehari-hari dikonsumsi sebagai menu yang dihidangkan sebagai makan pagi, siang dan malam. Atau sebagai kudapan!
Pengalaman ini, saya rasakan saat berada di India pada 28 Agustus 2019 hingga 9 September 2019, ketika mengikuti "Internship & Student Exchange Program: Binawan University (Indonesia) dengan SGT University (India) dan Janardan University (India), yang dipimpin oleh Drs. Imam Waluyo, MBA., Dekan Prodi Fisioterapi, Universitas Binawan Jakarta.
Bagi saya- yang sudah terbiasa minum Jamu, baik Jamu pahitan, Jamu Seduh, dan Jamu Gendong, menyantap makanan yang dihidangkan di Guest House SGT University (India)- di Kawasan Kampus Shree Guru Gobind Singh Tricentenary (SGT) University di Gurgaon, India- sekitar 1,5 jam dari Bandara New Delhi ditempuh dengan bus- saya melahap makanan India dengan asyik-asyik saja.
Sejak mendarat di Bandara New Delhi pada 28 Agustus 2019 malam hari, maka lidah Tim Universitas Binawan yang terdiri dari 8 orang, mulailah disuguhi makanan India yang memang diolah dengan banyak kombinasi rempah-rempah.
Bagi yang suka dengan Sate Padang- yang kuahnya juga terasa sekali kombinasi rempahnya, mungkin tidak terlalu kesulitan menyesuaikan beragam masakan India- yang terasa sekali bumbu-bumbu rempahnya.
Menu Masakan India yang Aduhai
Jika di Indonesia- terkenal dengan nasi goreng, nasi uduk, nasi bakar, di India terkenal dengan nasi Biryani. Ini makanan khas India, dengan bahan pokok dari beras- namun bulir berasnya lebih panjang dibanding beras di Indonesia- yang dimasak dengan rempah-rempah India dan dikombinasikan dengan tambahan sayuran atau daging.
Proses memasak nasi Biryani: Beras dicuci dan direbus dalam panci tanpa bumbu. Setelah berasnya sudah setengah masak, barulah beras dicampur dengan kaldu berbumbu yang kemudian dibiarkan dalam keadaan panci tertutup, hingga matang dan kaldunya menyerap ke dalam nasi. Nasi biryani yang sudah matang berikutnya ditambahkan dengan lauk pelengkap seperti aneka daging dan sayuran, sesuai dengan selera.
Inilah rempah-rempah yang digunakan untuk masak nasi Biryani: bawang merah, bawang putih, lada hitam, lada putih, ketumbar, kunyit, jinten, kayu manis, cengkeh, kapulaga, cabe merah.
Selain nasi Biryani, menu makan yang dihidangkan selama sepekan di SGT University, antara lain: Naan- makanan India berbentuk roti yang terbuat dari tepung ragi yang diolah dalam oven modern atau secara tradisional yang terbuat tanah liat- di India disebut Tandoor.
Rajma Masala- Rajma (kacang merah). Rajma masala- makanan khas India yang biasa dimakan untuk membantu program penurunan berat badan seseorang. Rajma biasanya dihidangkan bersama roti. Bahan-bahan yang digunakan biji kering kacang merah, direbus hingga matang. Setelah itu, proses berikutnya membuat bumbu yang terdiri dari bubuk cabai, jinten, kunyit, dan garam masala.
Ayam Tandoori. Dinamakan ayam tandoori karena proses pembuatannya menggunakan tandoori. Tandoori sendiri adalah cara memasak bahan makanan dengan bumbu yang dibuat meresap ke dalam bahan untuk kemudian dipanggang dalam oven tandoori bertemperatur sangat tinggi.
Bumbu yang digunakan untuk melumuri ayam, antara lain: minyak mustar, garam masala, garam bubuk, yoghurt, bubuk cabai, bubuk ketumbar, bubuk jinten, dan bumbu khas India yang bernaa kasoori methi.
Makanan yang juga sering dihidangkan: Kheer, Laddu, Kheema, Idli dan lain-lainnya.
Ketika di Janardan University (India) di Udaipur, dari New Delhi dengan pesawat sekitar 1 jam-selama dua hari di sini, makanan yang paling saya suka adalah Pakora- ini makanan khas India yang umumnya dihidangkan sebagai menu pembuka.
Bahan yang digunakan membuat pakora, antara lain: tepung, bumbu rempah, dan sayur-sayuran yang dipotong-potong. Secara tampilan pakora mirip dengan Bakwan-namun dalam ukuran lebih kecil. Pakora dihidangkan dengan saus tomat.
Makanan India identik dengan garam masala, yakni campuran jintan, kapulaga, lada hitam, kayu manis, ketumbar, dan rempah-rempah lainnya. Aroma masakan India- lekat dengan aroma rempah, seperti kunyit, jahe, cabai merah, dan ramuan garama masala.
Rempah-rempah, selain memberikan citarasa yang unik pada masakan, ternyata rempah-rempah juga dapat menyehatkan tubuh. Dr. Tze-Pin Ng. dari Universitas Nasional Singapura meriset 1.010 orang berusia 60-93 tahun, dan menyimpulkan bahwa daya ingat orang yang rajin mengkonsumsi bumbu kari- seperti makanan India, lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah sama sekali.
Masyarakat India disebutnya yang paling sedikit menderita alzheimer. Itu karena kebiasaan mereka sejak kecil memakan kari yang mengandung kunyit sebagai bumbu. Kunyit mengandung senyawa kurkumin, penghambat pembentukan amyloid, penyebab alzheimer.
Manifestasi Ayuverda di SGT University
Selama sepekan, saya belajar Ayuverda dan Fisioterapi di Shree Guru Gobind Singh Tricentenary (SGT) University di Gurgaon, New Delhi, India bersama tujuh peserta Internship & Student Exchange Program: Binawan University (Indonesia) dengan SGT University (India) dan Janardan University (India).
Kegiatan ini berlangsung pada 28 Agustus 2019 hingga 8 September 2019 di SGT University (New Delhi- India) dan Janardan University (Udaipur-India). Saat praktek Ayuverda dilakukan di Hospital Faculty of India Medical System, Shree Guru Gobind Singh Tricentenary (SGT) University di Gurgaon, New Delhi, India.
Ayurveda berasal dari Bahasa Sansekerta, terdiri atas kata ayur yang berarti hidup, dan veda yang bermakna pengetahuan/ilmu pengetahuan. Ayurveda adalah ilmu pengetahuan tentang hidup atau cara hidup sehat berdasarkan ilmu pengetahuan.
Ayurveda membagi makhluk hidup di dunia berdasarkan atas yoni/sumber asalnya dalam 4 tipe, yaitu:
- Jarayuja: makhluk hidup yang dibungkus oleh selaput tipis amnion ketika berada dalam kandungan
- Andaja: makhluk yang lahir atau hasil penetasan dan telur
- Svedaja: makhluk hidup yang mengeluarkan keringat
- Audbhidja: makhluk yang muncul keluar menembus tanah.
Tiga tipe pertama ini terdiri atas makhluk hidup yang berupa binatang, sedangkan tipe yang keempat, yakni audbhidja berupa makhluk hidup berwujud tumbuh-tumbuhan.
Pengobatan terhadap suatu penyakit pada umumnya mempergunakan ramuan obat yang terdiri dari bahan makhluk hidup, baik yang berasal dari binatang jarayuja, andaja, svedaja maupun yang dari audbhidja atau tumbuh-tumbuhan.
Prinsip pengobatan dalam Ayurveda adalah menyeimbangkan kembali unsur tri dosha yang terganggu di dalam tubuh manusia dengan cara memasukkan unsur dari luar. Unsur dari luar itu dapat diambil dari binatang, tumbuh-tumbuhan atau bahan yang berasal dari bumi. Sebab bahan pembentuk tubuh manusia sama dengan bahan pembentuk tubuh binatang, tumbuh-tumbuhan dan bumi.
Di Negara India- makanan olahannya banyak menyertakan rempah-rempahan saat diramu menjadi aneka ragam menu makanan, yang sehari-hari dikonsumsi sebagai menu yang dihidangkan sebagai makan pagi, siang dan malam. Atau sebagai kudapan!
"Internship & Student Exchange Program: Binawan University (Indonesia) dengan SGT University (India) dan Janardan University (India) dipimpin oleh Drs. Imam Waluyo, MBA., Dekan Prodi Fisioterapi, Universitas Binawan Jakarta.
Peserta: dr. D. Ratna S. Handayani, MKK, M.Si. Herbal (Dosen Fakultas Fisioterapi Universitas Binawan), Firdha Amallia (Staf Universitas Binawan), dr. Indah Nurwulan, dr. Elywati, Cucu Mulyani, Tiara, dan Karyanto.
Praktik Pengobatan Ayuverda
Sesi praktik/manifestasi pengobatan Ayuverda selama Tim Universitas Binawan Jakarta di SGT University selalu disambut dengan penuh semangat. Setelah mengikuti sesi teori di kelas, maka giliran berpraktek tentunya akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan.
Berlatih praktik pengobatan Ayurveda dapat memahami konsep teori pengobatan ayurveda bahwa penyebab penyakit karena tidak seimbangnya unsur-unsur yang ada di dalam tubuh yang dikenal dengan unsur Tri Dhosa. Tri dosha terdiri dari: Vatta (angin atau udara atau akasa), Pitta (Empedu atau panas atau teja) dan Kapha (Lendir atau air atau apah).
Pengobatan Ayuverda menekankan keseimbangan sistem organ-organ tubuh, dengan mlakukan berbagai cara: B-Balancing, A-Activating, D-Defending. Jenis pengobatan Ayurveda antara lain: Teknik pemijatan, Yoga, Pengobatan menggunakan uap dari herbal yang dipanaskan, pengobatan dengan ramuan tumbuh-tumbuan.
Selain belajar Fisioterapi yang dibimbang para dosen yang bepengalaman dari berbagai Fakultas di SGT University, praktek Ayuverda yang juga dipandu oleh tenaga pengajar di SGT University berlangsung seru.
Berbagai praktik meramu menu program diet sehat dari berbagai kacang-kacangan, membuat Ramuan Balur yang penggunaannya digosokkan ke badan pasien ketika ramuan masih hangat dengan kain kasa, dan praktik fisioterapi.
Bentuk obat dalam kitab Ayurveda, diklasifikasikan ragam bentuk sesuai kebutuhan dan sifat dari bahan obat. Pembagian tersebut, antaralain: Churna (Obat berbentuk pupur atau serbuk), Svarasa (Obat berupa air perasan, cairan pekat, sari buah), Kalka (Obat berupa cairan kental, pasta, boreh), Kvatha (Obat berupa cairan yang diminum), Phanta (Obat cairan yang dimasukkan ke tubuh: tetes mata, hidung, infus).
Sesi praktik terakhir adalah membuat Kalla. Bahannya dari beberapa daun yang dipotong kecil-kecil, sejumlah remah-rempah, kemudian dididihkan dengan minyak dan diaduk secara merata.
Setelah agak dingin, ramuan ditaruh di kain kassa dan selanjutnya diurutkan di punggung atau bagian badan yang sakit. Ramuan seperti boreh tersebut juga dapat dibalutkan dibagian yang sakit, misalnya karena cidera di bagian lutut atau pergelangan kaki dan diperban.
Ide Penulisan eBook Tumbuhan Obat dalam Al Quran
Tiga hari sebelum pulang ke Indonesia (6 September 2019), saya baru ingat dan baru mengabari DR. Farooqi bahwa saya sudah sepekan lebih di SGT University.
Saya kira, rumah beliau dengan Kampus SGT University dekat, ternyata 600 Km. Untuk menuju ke sana, tentu dengan jadwal kegiatan di kampus yang padat juga tidak memungkinkan.
DR. Farooqi tentu tidak mungkin ke kampus dengan usia beliau yang sudah sepuh. Akhirnya disepakati buku-buku karya beliau yang akan dihadiahkan untuk saya akan dikirim ke kampus.
Alhamdulillah, sehari sebelum kami pulang ke Indonesia, buku-buku karya beliau yang mendapat banyak apresiasi di Indonesia saya terima dengan baik, setelah mendapat info dari pihak Kampus SGT University.
Sepulang ke Indonesia, kesibukan saya tambah banyak, sehingga projek penulisan eBook bersama ketunda terus.
DR. Farooqi cukup sering mengingatkan, kapan ebooknya mulai ditulis. Jawaban saya selalu klise, masih banyak pekerjaan yang harus dihandle dulu.
Karena makin sering di WA oleh DR. Farooqi, niat saya makin bulat, harus atur waktu untuk menulis.
Mulailah bikin outline, membaca banyak referensi, membongkar buku-buku koleksi saya yang mungkin ada 1.500 judul buku di dua almari penuh.
4 bulan berproses eBook sudah siap, mulai urus ISBN dan minta DR. Farooqi memberikan kata sambutan.
7 Ramadhan 1442 H, Tuntas Sudah Misi Itu
Launching eBook Sains Islam Tumbuhan Obat dalam Al Quran, pada Senin, 19 April 2021 (7 Ramadhan 1442 H) di Masjid Nurul Huda, Vila Pertiwi Depok, Jawa Barat.
Saat saya diminta menjadi pengisi kajian Ramadhan 1442 H di Masjid Nurul Huda itu, saya gunakan untuk launching ebook secara sederhana. Para jamaah saya berikan link ebook untuk di download.
Siangnya, file pdf eBook saya kirim ke DR. Farooqi. Tuntas sudah asa kami bersama...Alhamdulillah ya Allah...semoga jadi ilmu jariyah...aamiin.
Kolaborasi ilmuwan muslim India (Dr. M.I.H. Farooqi, Deputy Director (Retired), National Botanical Research Institute, Lucknow, India) dan Indonesia (Drs.Karyanto,MM- Founder JamuDigital) mengkaji dan menghasilkan eBook Sains Islam Tumbuhan Obat.
Al-Qur’an bukan sekedar berisi perintah untuk ibadah mahdah, tetapi juga semangat untuk memahami ilmu pengetahuan alam semesta. Inilah Islam yang kaffah yang seharusnya dikembangkan oleh ilmuwan dan ulama Muslim.
Silakan download dan bantu kami menyebar-luaskan eBook "Tumbuhan Obat Dalam AlQuran, Perspektif Sains Islam Bidang Farmakognosi." Klik Linknya: DISINI
Sekilas Dr. Mohammed Iqtedar Husain Farooqi
Beliau adalah Wakil Direktur (Pensiunan), National Botanical Research Institute, Lucknow, India.
Tanggal Lahir & Kualifikasi: 7 April 1936 (Barabanki, India), M.Sc., Ph.D. (Kimia Tanaman) Aligarh Muslim University, India.
Pengalaman dan Publikasi: Dua tahun Mengajar dan Tiga Puluh Enam tahun Pengalaman Penelitian di bidang Fitokimia dan Botani Ekonomi di Forest Research Institute, Dehradun dan National Botanical Research Institute, Lucknow (Pemerintah India).
Lebih dari 125 publikasi penelitian di Jurnal India dan Luar Negeri tentang Fitokimia dan Botani Ekonomi.
Lebih dari dua lusin Buku tentang Gum dan Tanaman Penting Ekonomi termasuk Kamus Gum Sayuran, Resin, dan Pewarna.
Penulis buku-buku terkenal di dunia, TUMBUHAN AL-QURAN dan TUMBUHAN OBAT DALAM TRADISI NABI MUHAMMAD (OBAT NABI). Lebih dari seratus artikel dalam bahasa Urdu dan Inggris tentang pengetahuan Islam (Ma’arif) dan mata pelajaran sains populer yang diterbitkan di Surat Kabar dan Majalah terkemuka di India dan luar negeri.
Kehormatan: 1. Ketua, Panel Industri Permen Karet, Biro Standar India 2. Sekretaris, Yayasan Sains Kaul. 3. Sekretaris, Masyarakat Saintifik Urdu 4. Sekretaris Masyarakat Ilmiah Sir Syed. 4. Presiden, Yayasan Pendidikan Al Hashmi 5. Anggota Masyarakat Ilmiah India dan Luar Negeri dan Anggota Dewan Direktur Sekolah Tinggi Teknik & Manajemen.
Penghargaan: Sultan Qaboos bin Said, Raja Oman, Penghargaan (25 ribu Dolar AS) sebagai apresiasi atas Tumbuhan Al-Qur’an dan Tumbuhan Obat Nabi: Penghargaan Keunggulan AFMI (AS & Kanada) 2006, Penghargaan Kebanggaan Oudh 1918 oleh Gubernur U.P: Penghargaan Nishane Imtiaz oleh Kongres Sains Urdu: Penghargaan Salim Ali oleh U P. Akademi Urdu: Penghargaan Kheti oleh Kementerian Pertanian Pemerintah India.
Penerima beberapa Penghargaan dari Akademi dan Organisasi Ilmiah dan Sosial U.P., Bihar, Benggala Barat dan Akademi Mir, Lions Club, Media Foundation, Forest Association, Medali Emas Raja Saud untuk Teologi Muslim Pertama di Gelar Sarjana Universitas Muslim Aligarh.
Raja Maroko, H.M. Mohammed IV mengamati, "Saya sangat menghargai dan ingin Anda tahu betapa terkesannya saya dengan pekerjaan Anda pada Tumbuhan Al-Qur’an dan Tumbuhan Obat dalam Tradisi Nabi Muhammad." (3 Juni 2010).
Dr. Mohammad Abdo Yamani, Ketua Yayasan IQRA, Arab Saudi. "Buku yang paling mengesankan (Tanaman Al-Quran). Buku ini benar-benar mengisi kekosongan yang telah menganga selama berabad-abad, dan dengan cara yang paling sempurna, informasi yang bermanfaat dan komprehensif, buku ini merupakan usaha yang unik."
Catatan: ‘Tanaman Al-Quran’ telah diterjemahkan dan diterbitkan dalam beberapa bahasa termasuk Arab, Persia, Hindi, Urdu, Kannada, Malayalam, dan Bahasa (Indonesia) oleh beberapa organisasi. Versi Bangia, Tami, Prancis, dan Jepang sedang dalam proses penerbitan.